SURABAYA, BARANEWS JATIM | Dari tanah Jawa Timur, atau Bumi Majapahit, Bhineka Tunggal Ika pertama kali diperkenalkan, dan hingga saat ini kalimat pemersatu itu menjadi slogan yang tertera pada lambang Garuda Pancasila.
“Dengan perbedaan suku, agama dan ras, Majapahitlah yang kali pertama mengenalkan terminologi Bhineka Tinggal Ika,” ucap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai Upacara Hari Kesaktian Pancasila, di Gedung Negara Grahadi, Kamis (1/10/2020).
Menurut gubernur, masyarakat Jatim mempercayai, meyakini, dan sudah menjalankannya. “Dari Bumi Mojopahit ini, masyarakat Jawa Timur bisa menjadi referensi bagaimana kebhinekaan itu adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya,
Menurutnya, slogan Bhineka Tunggal Ika ini diikat dengan Pancasila. Beragam agama, suku, adat istiadat, tetapi segala perbedaan itu dipersatukan dengan kekuatan Pancasila. Di dalam Pancasila, terdapat NKRI, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.
“Diikatlah semua itu didalam Pancasila, ini adalah pondasinya.ini adalah dasar negara, maka pilar-pilar yang ada di sebuah negara itu, hendaklah menyatukan sebagai warganya,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, harus didalam kerangka religiusitas Ketuhanan Yang Maha Esa, tetap dalam kerangka Humanis, bahwa ada proses pemanusiaan.
“Kita memberikan derajat yang sama, equality before the law. Jadi memberikan suasana yang bisa membawa masyarakat dalam suasana persatuan dan kesatuan, itu juga harus kita bangun,” harapnya.
“Jangan melakukan diskriminasi, beri pemerataan yang lebih adil, itu juga menjadi bagian yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” lanjutnya.
Sila dalam Pancasila itu, ungkap Khofifah, harus dibreakdown dalam kehidupan masing- masing, bukan hanya pemerintah. Bagaimana proses permusyaratan dijunjung tinggi, bagaimana keadilan sosial diusahakan bersama.
“Kalau kita berbicara, ada UUD, ada NKRI, ada Bhineka Tunggal Ika, maka dasar dari semua ini, pilar pilar itu, harus kita tegakkan bersama,” pungkasnya. (hjr/s)/Nanto
Komentar